Semut
Formicidae

Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).

Semut
Formicidae

Seekor ratu semut mampu bertelur sekitar 100.000 - 300.000 telur dalam waktu beberapa hari. Telur semut akan menetas dan mencapai tahap larva dalam waktu 7 – 14 hari. Larva semut butuh waktu 6-12 hari untuk jadi pupa.. Pupa akan menjadi dewasa dalam waktu 9-30 hari. Pada fase dewasa semut akan menjadi 3 koloni yaitu semut pekerja betina, semut jantan. Dan ratu semut

K a s t a   S e m u t

Ratu Semut
Ukuran ratu semut dapat mencapai 15 cm, dan mereka terlahir memiliki sayap pada tubuhnya (sama seperti semut jantan)

Semut Jantan
Semut jantan memiliki sayap, dan tugasnya hanya membuahi semut ratu (mereka akan mati setelahnya)

Semut Pekerja Betina
Semut pekerja mempunyai ciri-ciri yang mudah dikenal, panjangnya 3,6 – 4,1 milimeter, kaki berwarna cokelat, thoraks mereduksi, dan mekanisme terbangnya tidak pernah berkembang (tidak memiliki sayap)

Semut merupakan pemakan yang oportunis atau mereka memakan banyak hal tergantung pada apa yang tersedia di sekitar mereka, mulai dari memakan semut lain, serangga mati, sayuran, buah-buahan hingga kayu atau daging yang telah membusuk

J e n i s   S e m u t

Semut Gula
Memiliki kepala berwarna gelap dengan perut berwarna bening. Berukuran sekitar 2.5 - 15 mm

Semut Firaun
Memiliki tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

Semut Gila Hitam
Berwarna hitam dan berkaki panjang, dapat bergerak tak menentu ke segala arah ketika merasa terganggu

Semut Tukang Kayu
Berukuran besar sekitar 17 mm dan berwarna gelap, tetapi juga dapat ditemui berwarna merah-kehitaman.

Program Pengelolaan Hama Terpadu / Integrate Pest Management (IPM) :

1. Melakukan pemilihan atau penggabungan beberapa metode pengendalian yang saling mendukung (compatible).
2. Selalu mengedepankan upaya pencegahan, yaitu dengan mengeliminasi sumber makanan, air dan tempat bersarangnya bagi hama tersebut.
3. Menekan populasi hama sampai ke tingkat yang tidak menimbulkan kerugian. Selanjutkan dilakukan monitoring dan treatment secara reguler (bila diperlukan) untuk memastikan pupulasi hama terkendali.
4. Melaksanakan tindakan spraying dan Misting/Coldfog yang merupakan suatu metode aplikasi dalam pengendalian hama. Metode ini biasanya di gunakan untuk mengeliminasi hama sasaran.
5. Melaksanakan tindakan Baitting yang merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengeliminasi hama pada sumbernya