Tikus Atap
Rattus Rattus

Tikus atap atau juga dikenal dengan sebutan tikus hitam adalah spesies tikus yang diketahui asal asal daerah berderah tropis pada banyak negara Asia Tenggara. Spesies tikus ini umum ditemukan di wilayah pesisir, pantai dan juga area perkotaan pada seluruh.

Tikus Got
Rattus Norvegius

Tikus ini berasal dari Asia dan biasanya tinggal sekitar jalanan atau selokan. Selain tidak lebih lincah jika dibandingkan dengan tikus atap, tikus got juga diketahui mempunyai penglihatan yang relatif buruk serta juga buta warna. tetapi panca indra mereka yang lainnya seperti indera pendengaran, penciuman, peraba dan perasa diketahui sangat tajam.

Tikus got berumur 2 tahun sedangkan tikus atap hanya 1 tahun. Tikus merupakan hewan yang poligami (banyak pasangan). Tkus berkembang biak dengan cepat dan mampu melahirkan 10-12 anak, sementara dalam rahimnya mampu mengakomodasi 18 embrio (calon anak tikus), dengan masa bunting 21-23 hari.

Tikus adalah hewan omnivora, ini berarti mereka akan memakan tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan seperti halnya manusia. Terlepas dari berbagai macam jenis tikus, secara umum tikus juga dikenal luas sebagai pemakan oportunistik yang berarti mereka akan makan apa pun yang mereka temukan.

Penyakit yang ditularkan oleh tikus yaitu:
Bakteri : salmonella, leptospirosis, Penyakit Lyme, tipus, Rocky Mountain spotted fever, tularemia, bartonellosis, wabah, dll

Virus: hantavirus, ensefalitis tick-borne, Virus grup California, Demam demam Colorado, rabies, cacar sapi, arenavirus, dll

Protozoa: toksoplasmosis, babesiosis, Leishmaniasis, cryptosporidiosis, dll

Cacing perut (cacing): tikus cacing pita, echinococcosis, capillariasis, trichinellosis,
toxocariasis, dll

Program Pengelolaan Hama Terpadu / Integrate Pest Management (IPM) :

1. Melakukan pemilihan atau penggabungan beberapa metode pengendalian yang saling mendukung (compatible).
2. Selalu mengedepankan upaya pencegahan, yaitu dengan mengeliminasi sumber makanan, air dan tempat bersarangnya bagi hama tersebut.
3. Menekan populasi hama sampai ke tingkat yang tidak menimbulkan kerugian. Selanjutkan dilakukan monitoring dan treatment secara reguler (bila diperlukan) untuk memastikan pupulasi hama terkendali.
4. Melaksanakan tindakan baitting metode ini biasanya di gunakan untuk mengeliminasi hama sasaran.